Thursday, September 12, 2013

TEKNOLOGI BUDIDAYA LELE ORGANIS (45 hari panen)

DESKRIPSI
Lele merupakan ikan yang banyak beraktifitas pada malam hari, sedangkan di siang hari lele lebih banyak berdiam diri.
Ikan lele tergolong omnivore yang makan semua makanan yang di temuinya. Namun lele akan terbiasa makan makanan yang diberikan setiap hari.
Ukuran ikan lele sangat bervariatif, lele konsumsi memiliki tubuh yang tidak begitu besar,yang biasa di butuhkan di pasar dari ukuran besar antara isi 5 s/d 8 ekor /kg.Ukuran sedang lele berisi 9 s/d 10 ekor/kg. dan yang kecil 11 s/d 12 ekor/kg.


BUDI DAYA LELE ORGANIK
Budidaya lele organis merupakan salah satu cara budi daya lele yang menitikberatkan padamikroorganisme kompleks di kolam. Mikroorganisme kompleks ini merupakan bahan pengurai organik sekaligus sebagai agen antagonis yang berfungsi sebagai pengendali penyakit tular air dan dapat digunakan sebagai bahan penghilang bau kurang sedap limbah budidaya Lele.

Budi dayalele organic dapat dijalankan melalui proses pengkondisian kolam pra penebaran benih. Adapun pengkondisian ini dapat dilakukan dengan cara:
I. PERSIAPANKOLAM
  1. Pembutan Kompos
Pembuatan Kompos dilakukan dengan bahan-bahan organic sebagai berikut:
1. Kotoran ternak
2. Bekatul
3. Arangsekam
4. Dolomit/Kapur pertanian
5. Tetes Tebu
6. DJENIUS 21
7. Air secukupnya
Cara pembuatan Kompos dalam perbandingan takaran 1 ton adalah sebagai berikut:
Kotoran sapi sebanyak 1 ton dicampur dengan bahan lain, yakni Bekatul1 Kw, Arang Sekam 1 Kw, Dolomit ½ Kw. Keempat bahan tersebut diaduk terlebih dahulu sampai merata dan campur. Selanjutnya, Air dalam kadar secukupnya dicampur dengan tetes tebu 1 liter dan DJENIUS 21 (Dosis sesuai aturan dalam kemasan). Dari campuran air tersebut kemudian disiramkan ke bahan kotoran sapi yang telah dicampur dengan Bekatul, Arang sekam dan dolomite, kemudian diaduk rata.Setelah tercampur semua, idealnya kadar air (KA) antara 30-40%.
*Ket:Banyak air yang digunakan tergantung pada kondisi kotoran sapi. Jika kotoran sapi masih dalam kondisi basah, air yang digunakan tidak terlalu banyak.Sebaliknya, jika kondisi kotoran sapi kering, maka air yang digunakan sedikit banyak.
Setelah dicampur, kompos kemudian ditumpuk dengan ketebalan 40-50 cm. penumpukan ini berfungsi untuk proses fermentasi.Idealnya setelah ditumpuk, kompos didiamkan selama 15 hari tanpa ditutup terpalatau plastic agar sirkulasi udara pada waktu proses berjalan lancar. Hal lainyang tak kalah penting adalah pada waktu proses fermentasi ini, kompos tidak boleh terkena cahaya matahari langsung dan air hujan. Setiap 5 hari dalam15 hari fermentasi, kompos diaduk (dibolak-balik) secukupnya kemudian ditumpuk seperti kondisi semula tanpa campuran apapun.

  1. Pengkondisian Kolam
Pengkondisian kolam adalah salah satu proses yang cukup penting dalam budidaya lele organic. Fungsi pengkondisian kolam adalah untuk merangsang tumbuhnya ekosistem kolam yang melibatkan mikroorganisme dan bakteri yangberfungsi sebagai penyedia plankton, baik itu phytoplankton (protein hewani)maupun zoo plankton (protein nabati).
Pengkondisian kolam dilakukan dengan cara menebar kompos yang sudah diproses selama 15 hari di atas ke dalam kolam yang belum terisi air. Idealnya ketebalan kompos di dasar kolam adalah 5-15 cm. Setelah ditebar kompos kemudian diisi air setinggi 25-30 cm. Setelah diisi air di pagi/siang hari, sore harinya dimasukkan DJENIUS 21 (Dosis sesuai aturan dalam kemasan) ke dalam kolam. Kemudian kolam didiamkan selama 15hari. Dalam proses pengkondisian kolam 15 hari inilah ekosistem kolam yang melibatkan mikroba akan terbentuk dan membentuk siklus kehidupan dalam kolam.Setelah 15 hari biasanya kolam berwarna hitam kebiru-biruan dan terdapat banyaklarva serta kehidupan kecil lainnya (uget-uget).
*Notes: Untuk menjaga agar proses pengkondisian berjalan optimal,pastikan kolam tidak tercampur dengan Bahan Kimia apapun dan jangan jadikan kolam sebagai tempat pembuangan limbah air hujan dari atap genteng maupun limbah lainnya!!!!
  1. Penebaran Benih
Setelah 15 hari dikondisikan, kolam siap diisi benih lele. Idealnya benih lele harus memperhatikan 3 hal, yakni Seumur, Seinduk, dan Seukuran. Untukkolam pembesaran ini, gunakan benih yang telah berukuran 12 jaring sortir atau benih yang panjangnya antara 5cm, 6 cm, 7 cm dan 8 cm (Pilih sesuai keinginan anda). Benih lele hendaknya diperlakukan secara hati-hati dan dimasukkan kekolam secara perlahan. Setelah itu sore hari diberi makanan tambahan berupa sentrat/peletyang telah di fermentasi dengan HORMONE DJENIUS 21 (Dosis sesuai aturan dalam kemasan).

II. BUDI DAYA PEMBESARAN DAN PERAWATAN
Budidaya Pembesaran lele organic terdiri dari:
1. TeknikPakan
Dalam budi daya lele organik, pakan adalah salah satu aspek pentingyang harus diperhatikan. Makanan pokok lele pada dasarnya adalah plankton yang hidup di kolam. Tetapi Lele juga membutuhkan nutrisi tambahan berupa proteindengan kadar yang cukup tinggi, untuk itu digunakan sentrat/pelet yang mengandung unsur yang dibutuhakan lele untuk mempercepat pembesaran. Hal yang tak kalah penting adalah proses fermentasi sentrat. Fermentasi sentratberfungsi untuk:
a. membantu proses penguraian bahan organic(sentrat/pelet) untuk meningkatkan nilai protein maupun karbohidratnya,
b. membantu bahan penguraian bahan organic kolam(mikroba kolam dan kotoran lele) sehingga menjadi bahan makan organik dalam bentuk planknton yang menjadi makanan tambahan alami lele,
c. memperbaiki proses pencernaan ikan melalui mikroorganisme hidup yang terkandung dalam HORMONE DJENIUS 21.

Adapunteknik Fermentasi pakan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
  1. Pertama-tama campurkan 1 liter air dengan 1 tutup botol (10 ml) Hormone DJENIUS 21 dan 1 tutup botol (10 ml) Tetes tebu. Aduk ketiganya hingga campur merata. Air yang telah dicampur HORMONE DJENIUS 21 dan Tetes Tebu berwarna cokklat kekuning-kuningan. Air ini kemudian disebut Air Campuran HORMONE DJENIUS 21. Setelah dicampur, masukkan campuran tersebut dalam botol atau tempat tertentu dan kemudian siap dicampur dengan pakan.
  2. Setelah air campuran siap, siramkan air campuran HORMONE DJENIUS 21 ke sentrat yang akan diberikan ke kolam. Takarannya, dalam 1 Kg sentrat siramkan air campuran HORMONE DJENIUS 21 sebanyak seperempat (1/4) liter. Setelah disiramkan ke sentrat/pelet, kemudian aduk sentrat/pelet hingga rata agar air campuran HORMONE DJENIUS 21 diserap merata oleh sentrat/pelet. Usahakan sentrat/pelet yang telah diaduk dengan air campuran tersebut kondisinya telah gembur dan tidak keras (Jika kurang gembur tambahkan kembali air campuran HORMONE DJENIUS 21). Setelah sentrat/pelet dicampur dengan Air Campuran HORMONE DJENIUS 21, diamkan sentrat/pelet tersebut selama 12 jam ditempat yang tidak terkena sinar matahari dan tidak tercampur dengan bahan kimia apapun, termasuk air hujan. Setelah 12 jam dibiarkan/difermentasikan, pakan siap diberikan ke kolam.
Notes:Pakan yang diaduk pagi hari idealnya diberikan pada malam hari, begitu jugapakan yang diaduk pada malam hari diberikan di pagi harinya.

2. TeknikPemberian Pakan
Dalam budi daya lele organic, pakan diberikan dua kali dalam sehari,yakni pagi antara jam 06.00-08.00 WIB dan malam hari antara jam 18.00-20.00WIB. Tujuan pemberian pakan dengan durasi 12 jam adalah:
  1. sistem pencernaan lele membutuhkan 12 jam untuk menghabiskan makanan yang telah dimakan sebelumnya, sehingga sirkulasi pencernaan baru akan normal kembali setelah 12 jam. Inilah yang menjadikan alasan mengapa durasi memberi pakan lele yang baik adalah selama 12 jam.
  2. Durasi pemberian pakan selama 12 jam sekali ini membantu untuk mengidentifikasi kondisi dan kesehatan lele. Harap dicatat bahwa kondisi lele yang sehat ditandai dengan nafsu makan lele yang terus b ertambah. Misal, jika hari ini lele dalam kolam menghabiskan makan 1 Kg, maka dipastikan esok hari lele akan menghabiskan 1 ¼ Kg sentrat fermentasi. Jika dalam 12 jam lele mengalami penurunan kuantitas makan, maka dipastikan lele tersebut bermasalah. Masalah bisa berupa penyakit ataupun berupa kondisi air yang PHnya telah menurun.
3. Pengelolaanair kolam
Kondisi air kolam sangat menentukan kesuksesan dan keberhasilan budi daya lele organic yang mengoptimalkan masa panen selama 45 hari setelah tebar dengan ukuran benih yang telah disebut diatas. Kolam yang ideal dalam budi daya lele organic dengan populasi lele yang padat (per meternya diisi 250-300 ekor) pada tahap awal penebaran benih adalah setinggi 30 cm. Setelah 10 hari pasca tebar penih, ketinggian air dinaikkan menjadi 40 cm. 10 kemudian, ketinggian air dinaikkan lagi menjadi 45 cm. 10hari kemudian dinaikkan menjadi 50 cm hingga menjelang panen.
Tujuandinaikkannya ketinggian air ini adalah:
a. menambah ruang gerak bagi lele yang ukurannya terus bertambah.
b. menyeimbangkan kehidupan mikroorganisme dan bakteri (mikroba) dalam kolam.
c. Menjaga PH air agar tidak rusak oleh kotoran lele yang terus bertambah (semakin lele besar, maka semakin banyak kotoran yang dikeluarkan).

Selain proses penambahan, proses yang tak kalah penting adalah proses pengenceran kolam. Yang dimaksud proses pengenceran adalah mengkondisikan air kolam yang telah pekat dengan kotoran dan akibatproses fermentasi (penguraian) sehingga PH air mengalami penurunan. Kolam yang pekat biasanya terjadi ketika lele bertambah besar dan jumlah kotoran yang dikeluarkan semakin banyak (antara umur 1 bulan pasca tebar benih sampaipanen). Kolam yang telah pekat memiliki ciri:
a. berwarna merah akibat zoo plankton yang jumlahnya minim akibat volume konsumsi lele yangcukup besar (karena lele bertambah besar dan jumlah pakan yang dibutuhkan maikn banyakl) dan kotoran lele yang jumlahnya besar.
b. Kolam mulai berbau sedikit menyengat.
c. Nafsu makan lele sedikit menurun.
Untuk menjaga stabilitas kolam yang mulai pekat tersebut, maka harus dilakukan proses pengenceran kolam. Pengenceran ini dilakukan dengan cara:
1. Memasukka nair steril (air sumur yang tidak tercampur limbah) ke dalam kolam dengan pembuangan air kolam yang mengalir, sehingga terjadi sirkulasi air yakni ketika air yang baru dari sumur tiba, air lama sebagian keluar. Pengenceran ini bisa dilakukan kapanpun, baik siang atau malam hari. Yang pasti, ketika kondisi air mulai bau, keruh, dan nafsu makan lele berkurang, maka saat itulah proses pengenceran ini dibutuhkan.
2. setelah pengenceran dilakukan, pada malam harinya berikan DJENIUS 21dengan takaran per meter perseginya 2-5 ml (setengah tutup botol DJENIUS 21). Misalnya, jika kolam berukuran 6x4, maka luasan perseginya adalah24 m2. Sehingga DJENIUS 21 yang dibutukan adalah antara 6-12 tutup botol.


III. PROSESPEMANENAN
Meskipun pemanenan adalah hal sepele, tetapi dalam budi daya lele organic, pemanenan harus dilakukan dengan teknik khusus. Hal ini bertujuan untuk menjaga kondisi lele ketika dipanen. Perlu dicatat bahwa lele yang siap panen pada dasarnya lele yang masih sangat muda, tetapi berukuran besar. Hal ini berbeda dengan teknik budi daya lele konvensional pada umumnya (yang membutuhkan waktu 3bulan) dimana lele yang dipanen berusia tua. Dalam panen usia muda ini, lele harus diperlakukan dengan hati-hati. Jika kurang hati-hati dalam teknin pemanenan ini, maka lele muda tersebut akan pucat dan mati ketika berada dipasar. Oleh karena itu, lele harus diperlakukan dengan teknik panen budidaya lele organik.
Cara memaneh lele organic adalah:
1. Ketika memanen, upayakan tidak mengurangi air kolam. Sehingga pemanen cukup langsung masuk ke dalam kolam dan menggunakan jaring untuk menangkap ikan.]
2. Ketikaikan terangkat oleh jaring, pindahkan ikan ke dalam wadah atau drum, atau wadah tertentu yang telah dipersiapkan untuk penampungan sementara sebelum diangkut ke pasar. Wadah/drum/penampungan sementara tersebut harus diisi denganair yang komposisinya adalah 50% berasal dari air kolam yang dipanen dan 50%lainnya adalah air sumur. Tujuannya adalah agar ikan lele yang dipanen bisa beradaptasi dengan dengan air lain sebelum dipindahkan ke air yang disediakan tengkulak/pembeli.
3. Ketika sebagian besar lele yang dikolam telah terangkat, baru kemudian air kolam dikurangi untuk memudahkan menangkap sisa-sia ikan yang belum terangkat.




BUDIDAYA LELE ORGANIS
Budidayalele organik adalah budidaya lele dengan menggunakan siklus hidup habitat lelealami dengan menambahkan teknologi mikroorganisme yang bermanfaat dalam kolam serta menggunakan mikroba probiotik melalui pakan untuk meningkatkan nilai gizi pakanyang diberikan.

TUJUAN
1. Untuk menyediakan kebutuhan gizi keluarga yangsehat dan aman dari zat-zat kimia yang dapat mengganggu kesehatan manusia.
2. Menambah pendapatan keluarga karena dengan budidaya lele organis lebih mudah dilakukandan mempunyai nilai keuntungan yang cukup tinggi


KELEBIHAN BUDIDAYA LELE ORGANIS
1. Bisa dilaksanakan di sekitar pekarangan rumah ( tidak membutuhkan lahan yang luas).
2. Tidak membutuhkan sirkulasimaupun pergantian air setiap hari.
3. Menghemat pengeluaran pakan hingga 40% lebih jika dibandingkan dengan teknik budi daya konvensional.
4. Masa panen lebih cepat,yakni 45 hari dari benih ukuran ayak 10-12 atau ukuran 7-9 cm.
5. Rasa daging ikan lebih kesat dan gurih di banding dengan teknik konvensional, serta sehat untuk dikonsumsi.

KELEMAHAN BUDIDAYA LELE ORGANIK
1. Membutuhkan tempat terbuka yang 80 % terkena pancaran sinar matahari langsung.

2. Membutuhkan air sumur atau air mata air yang steril dari zat atau bahan Kimia apapun.

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...